KONVERSI ENERGI: Veglia incar sektor industri & enterprise |
KONVERSI ENERGI: Veglia incar sektor industri & enterprise Posted: 23 Feb 2012 04:24 AM PST JAKARTA: Veglia Laboratories, penyedia layanan energi asal Jepang, membidik peluang bisnis konservasi energi untuk sektor industri dan enterprise di Indonesia. President of Veglia Laboratories Takayuki Kawai mengungkapkan pihaknya berencana mengkaji kesempatan untuk menjadi auditor energi sekaligus energy service company (ESCO) asing pertama di Indonesia. Dia menilai Indonesia merupakan pasar potensial untuk penerapan proyek konservasi energi. Menurut Takayuki, konsumsi energi sektor industri di Indonesia belum efisien karena lebih tinggi dibandingkan dengan angka elastisitas pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 2,02. Indonesia perlu mengadopsi konsumsi energi di jepang yang mampu menghemat 40% atau 20.000 megawatt pasca krisis energi akibat terjangan tsunami. "Proyek konservasi energi di Jepang meningkat 56% setelah bencana tsunami dan sektor industri diuntungkan dengan penurunan biaya konsumsi energi hingga 67 juta yen," ungkapnya kepada Bisnis usai pemaparan program konservasi energi di Universitas Indonesia hari ini. Veglia Laboratories mulai gencar mengampanyekan program konservasi energi ke sejumlah perguruan tinggi dan kalangan enterprise di Indonesia. Dia berharap melalui pendekatan tersebut regulator bersedia membuka kesempatan bisnis konservasi energi kepada investor dari luar negeri. Pemerintah memang memberikan peluang lebih besar kepada auditor dan pengelola energi lokal untuk mengembangkan bisnis konservasi energi. Hingga kini, sudah ada 20 penyedia layanan energi lokal yang mengembangkan proyek efisiensi energi. Direktur Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Maryam Ayuni mengungkapkan pihaknya masih mempertimbangkan keterlibatan asing dalam mengelola proyek konservasi energi di Indonesia. Menurut Maryam, Kementerian ESDM perlu melakukan seleksi ketat terhadap perusahaan asing yang berminat menggarap bisnis konservasi energi di Indonesia. Dia khawatir penetrasi asing akan menyalip start up lokal yang notabene tidak mengantongi modal besar. Selain itu, seru Maryam, pemerintah perlu mencermati kualifikasi perusahaan asing. Kementerian ESDM akan menggandeng lembaga sertifikasi yang akan memberikan standarisasi bagi sejumlah penyedia jasa energi asing. "Sebetulnya sudah ada minat dari beberapa negara seperti Australia dan Jepang. Kalau perusahaan asing yang besar mereka harus paham dulu kebijakan dari pemerintah," jelasnya kepada Bisnis hari ini. Maryam menambahkan pengusaha lokal harus didukung karena masih terbatas dengan pendanaan. Pemerintah telah mengupayakan dukungan dari sektor perbankan untuk mendanai start up lokal. Namun, perbankan belum menganggap pembiayaan teknologi efisiensi energi memberikan keuntungan. "Bank masih ragu memberikan pinjaman. Mereka menganggap bisnis konservasi energi masih terlalu hijau," ungkapnya. (sut) This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends: Donate to Wikileaks. |
You are subscribed to email updates from Hasil Pencarian peluang bisnis - Yahoo! To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar