Super Excellent Network Bersama Meraih Kebebasan Finansial Yang Sebenarnya

Selasa, 06 Maret 2012

ENERGI ALTERNATIF: Energi surya, peluang bisnis baru

ENERGI ALTERNATIF: Energi surya, peluang bisnis baru


ENERGI ALTERNATIF: Energi surya, peluang bisnis baru

Posted: 06 Mar 2012 01:06 AM PST

JAKARTA: Pemerintah ajak pengusaha untuk membangun industri sel surya di Indonesia, terkait dengan kebutuhan terhadap energi surya cukup tinggi, dan masih diimpor.
 

"Peluang bisnis sel surya ini cukup besar. Hingga saat ini belum ada pabrik khusus di Indonesia. Jadi selama ini kita selalu impor dengan harga yang tinggi," kata Marzan A. Iskandar, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), usai meluncurkan Hasil studi kelayakan pembangunan industri sel surya nasional, di Jakarta, Selasa, 6 Maret 2012.

Potensi energi surya di Indonesia sangat besar. Tapi kontribusinya melalui sel surya dalam penyediaan energi nasional masih sangat rendah. Pada 2011 total aplikasinya baru mencapai sekitar 17 MWp.
 

Jika dibandingkan dengan kapasitas terpasang pembangkit listrik sebesar 33,7 GW, maka kontribusi tenaga surya untuk pembangkit listrik baru 0,05%.
 

Menurut dia, Indonesia harus membangun industri sel surya untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), dan mengurangi ketergantungan impor sel surya.
 

"Kita sudah mengembangkan teknologi tenaga surya sejak 1980, tapi sampai sekarang belum ada industrinya, sehingga kita tergantung dengan produk impor," ujarnya.
 

Negeri ini, lanjutnya, mempunyai potensi energi surya yang sangat besar yaitu 4,8 kWh/m2/hari, setara dengan nilai peak sun hour (PHS) sebesar 4,8 jam/hari. Tapi pemanfaatan untuk energi masih sangat rendah.
 

Dia menyebutkan berdasarkan Perpes No. 5/2006 pemerintah sudah mencanangkan target memperbesar kontribusi sumber energi terbarukan dalam bauran energi sampai dengan 17%, termasuk tenaga surya sebesar 0,2-0,3% pada 2025.
 

Menurut Marzan, untuk mengejar target tersebut diperlukan sekitar 0,8-1,0 GW kapasitas terpasang PLTS. Maka diperlukan penambahan kapasitas 65 MW per tahun. Tapi pemanfaatannya masih rendah hanya 2,5 MW per tahun.


"Untuk memenuhi target itu, kita harus membangun industri sel surya. Sebab, tidak mungkin diimpor semua. Karena itu, BPPT melakukan studi kelayakan pembangunan industri sel surya di Indonesia. Dari empat teknologi yang diuji, kristalin silicon yang paling tepat," ungkap Marzan.(msb)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends: Donate to Wikileaks.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar