Super Excellent Network Bersama Meraih Kebebasan Finansial Yang Sebenarnya

Jumat, 15 Februari 2013

KERJASAMA EKSPOR-IMPOR : Banyak Peluang Bisnis Di Jateng Belum Tergarap optimal

KERJASAMA EKSPOR-IMPOR : Banyak Peluang Bisnis Di Jateng Belum Tergarap optimal


KERJASAMA EKSPOR-IMPOR : Banyak Peluang Bisnis Di Jateng Belum Tergarap optimal

Posted: 14 Feb 2013 07:58 AM PST

SEMARANG – Peluang kerjasama ekspor-impor antara Indonesia, khususnya Jateng dengan Negara Turki masih terbuka luas, seiring dengan besarnya potensi bisnis yang belum digarap kedua negara tersebut.

Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Jateng, Ari Wibowo mengatakan pihaknya bersama sejumlah pengusaha lain di Jateng, belum lama ini telah bertemu dengan sejumlah pengusaha asal Turki yang tergabung dalam Turkish Indonesian Trade Association (TITA) untuk membicarakan potensi kerjasama ekspor-impor antar kedua belah pihak.

"Jateng saat ini menjadi salah satu wilayah tujuan favorit para investor, termasuk Turki, seiring stabilitas dan pertumbuhan perekonomian di provinsi ini yang terus membaik," tuturnya dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Kamis (14/2/2013).

Dia mengatakan pertemuan antar pengusaha ekspor-impor Jateng dengan pengusaha Turki, yang difasilitasi AlFI dan TITA itu membahas kemungkinan kerjasama ekspor-impor yang bisa dibangun  antar keduanya, seiring besarnya potensi kedua wilayah yang bisa digarap bersama.

"Peluang ini sebaiknya dimanfaatkan pengusaha ekspor-impor Jateng untuk mengembangkan bisnis mereka," tuturnya.

Berdasarkan data Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS) menyebutkan volume ekspor dari Jateng pada 2012 mampu mencapai sebesar 241.113 TEUs naik 7,3% dari tahun lalu hanya sekitar 227.657 TEUs. Sementara volume impor mencapai 225.942 TEUs naik 8,7% dari 199.811 TEUs.

Ismail Cekmeck, Sekjen Turkish Indonesian Trade Association (TITA) mengatakan potensi ekonomi  Turki sebagai salah satu negara di Timur Tengah untuk dikembangkan kerjasama ekspor-impor masih terbuka lebar.

"Ini karena di dukung letak Turki yang strategis, yakni menjadi pintu masuk dari Eropa maupun  Afrika ke Asia, dengan penduduk kurang lebih 75 juta jiwa," tuturnya.

Dia mengatakan, berdasarkan data World Bank 2011, trend perekonomian Turki dan Indonesia semakin membaik.

Pendapatan per kapita mencapai sekitar US$16.885. Dan pada 2005 hingga 2009 bagi Indonesia terjadi surplus 54% naik dari US$0,803 miliar pada 2006 menjadi US$2,088 miliar di 2008.

"Meski potensinya besar, namun selama ini  masih sering terkendala minimnya informasi kedua negara, serta kurang mengenalnya kondisi lapangan, bahasa, budaya, karakteristik, pembawaan dan tingkah laku," tuturnya.

Dia mengatakan, guna memacu peningkatan volume ekspor impor antara Indonesia-Turki, TITA sebagai wadah perkumpulan bisnis pengusaha Turki menyatakan siap menjajaki kerja sama dengan para pengusaha ekspor impor di wilayah Jateng, dengan semakin agresif mempertemukan antar pengusaha dalam sebuah forum bisnis.

TITA  selama ini memiliki visi misi meningkatkan jaringan bisnis Indonesia-Turki, melalui penyediaan forum bisnis serta beragam program Trade Bridge bilateral, internasional dan sektoral.

"Dengan beragam upaya itu, termasuk kerja sama dengan pengusaha asal Jateng, diharapkan target volume perdagangan sampai 2014 mendatang bisa mencapai US$5 miliar," ujarnya.

Murat Agcabay, Pengusaha Agcabay Tekstil Holding, mengatakan potensi kerjasama yang bisa dikembangkan, diantaranya seperti tekstil dan produk tekstil (TPT), furnitur, alat-alat kesehatan, makanan dan minuman, telur, kapal, kertas, dan lainnnya. (k39/dot)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends: Eyes Like Blank Discs - The Guardian's Steven Poole On George Orwell's Politics And The English Language.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar