Meraup Peluang Bisnis dari Waralaba Bioskop Pribadi |
Meraup Peluang Bisnis dari Waralaba Bioskop Pribadi Posted: 09 Sep 2013 08:15 AM PDT JAKARTA, KOMPAS.com - Penikmat film bioskop, penggila karaoke, dan pecandu games, semua bisa berkumpul dan menikmati semuanya, di private cynema, yang mengusung nama "Now Playing". Konsep yang diusung "Now Playing" sederhananya hampir serupa dengan tempat-tempat karaoke. Tapi, tempat ini lebih berkonsep ruang untuk menonton bersama-sama. "Yah, kenapa namanya "Now Playing" karena semua bisa main apa saja, sekarang pun. Mau nonton, bisa. Mau main game, bisa. Mau karaoke, bisa. Anything that you wanna play," kata sang pemilik, Chetan Samtani, saat ditemui Kompas.com, di Jakarta Convention Center, di Jakarta, Minggu (8/9/2013). Chetan terinspirasi membuat bioskop pribadi dari pengalamannya berkeliling dunia melihat festival-festival film. Ia mengklaim konsepnya ini belum ada di negara lain, lebih-lebih di Indonesia. Selain itu, ia pun sudah terlibat dalam dunia perfilman sejak 2006. "Jadi saya sering bikin FTV, sinetron, dah terinspirasi sejak lama," ungkapnya. Chetan membuat bisnis 'tempat nongkrong' itu, karena ia ingin agar anak-anak muda yang kini kebanyakan memilih 'dugem', punya pilihan hiburan lain. Film juga dipercaya sebagai media edukasi yang efektif. "Saya pas kecil juga sering suka nonton film berbahasa asing. Jadi, ya mungkin untuk Indonesia, konsep seperti ini dibutuhkan dan perlu," jelasnya lagi. Nisha Samtani, juga pemilik "Now Playing", menjelaskan 'tempat nongkrong' itu terbagi menjadi beberapa kamar. "Ada tempat untuk dua orang nonton secara privat, tapi ada juga yang lima orang, tujuh, sampai sepuluh orang," ujarnya. Kamar berisikan dua orang, setiap 1,5 jamnya dikenai biaya Rp 100.000, dan Rp 200.000 pada akhir pekan. Kamar berisikan lima orang setiap 1,5 jamnya dikenai biaya Rp 200.000, dan Rp 300.000 pada akhir pekan. Sementara itu, kamar berisikan 7 orang, setiap 1,5 jamnya dikenai biaya Rp 250.000, dan Rp 400.000 pada akhir pekan. Sedangkan untuk kamar berisikan 10 orang setiap 1,5 jamnya dikenai biaya Rp 350.000, dan Rp 500.000 pada akhir pekan. Kesempatan Waralaba Tampaknya, konsep unik bioskop pribadi ini ditangkap oleh para pebisnis. Bahkan, meski baru dua bulan mendatang dibuka, Chetan mengaku banyak yang sambang ke boot-nya dan berminat menjadi mitra. Ketika ditanya, berapa target bioskop yang akan didirikan selama setahun ke depan, ia mengatakan tidak terlalu terburu-buru. "Yang pasti sebanyak-banyaknya. Tapi, saya tidak mau brand ini disebar di tempat yang orang tidak mau datang," ungkapnya. "Saya tidak mau cepat-cepat membesar, tapi yang penting kualitas terjaga," katanya lagi. Mitra "Now Playing" terbagi menjadi empat kelas. Kelas "Now Playing" Express dengan investasi sebesar sekitar Rp 800 juta. Kelas "Now Playing" biasa dengan investasi sekitar Rp 1 miliar. Sementara itu, start up untuk "Now Playing" Gold sekitar Rp 1,7 miliar. Dan start up untuk "Now Playing" Platinum sebesar sekitar Rp 2,6 miliar. Dia menjanjikan, return of investment (ROI) atau balik modal akan dipanen oleh investor pada antara 10 hingga 16 bulan setelah dibuka. Editor : Bambang Priyo Jatmiko This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends:
|
You are subscribed to email updates from Hasil Pencarian peluang bisnis - Yahoo! To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar